Israel Bersumpah Balas Serangan Rudal Iran, Perang Besar di Depan Mata

Foto: (Getty Images/iStockphoto/Oleksii Liskonih)

KBS | Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Iran akan "membayar mahal" atas serangan misil yang dilancarkan terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) malam. Di sisi lain, Teheran menegaskan bahwa setiap pembalasan akan disambut dengan "kehancuran besar," meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Washington telah menyatakan dukungannya penuh untuk sekutu lama mereka, Israel, sementara Angkatan Bersenjata Iran memperingatkan bahwa intervensi langsung oleh pendukung Israel terhadap Teheran akan memicu "serangan kuat" terhadap "pangkalan dan kepentingan" mereka di wilayah tersebut.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan mengenai Timur Tengah pada Rabu untuk membahas eskalasi yang terjadi.

"Iran membuat kesalahan besar malam ini - dan mereka akan membayarnya," kata Netanyahu pada awal pertemuan politik-keamanan, menurut sebuah pernyataan resmi, dilansir Reuters.

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel dan agresi Israel terhadap Hizbullah di Lebanon serta Gaza.

Ketegangan meningkat di wilayah tersebut sejak Israel memperhebat serangannya terhadap Lebanon dalam dua minggu terakhir, termasuk dimulainya operasi darat di sana pada hari Senin, dan konflik yang telah berlangsung selama setahun di Jalur Gaza. Ketakutan akan terjadinya perang regional yang melibatkan Iran dan AS semakin menguat.

Dalam serangan Selasa, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke arah Israel. Alarm berbunyi di seluruh Israel dan ledakan terdengar di Yerusalem serta Lembah Sungai Yordan.

Warga Israel bergegas ke tempat perlindungan bom, dan para reporter di televisi negara bagian tampak berbaring di tanah saat siaran langsung.

Pasukan Iran untuk pertama kalinya menggunakan misil hipersonik Fattah, dan 90% dari misil tersebut berhasil mencapai targetnya di Israel, menurut pernyataan IRGC.

Adapun Laksamana Daniel Hagari dari Israel mengatakan sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, telah diaktifkan dan sebagian besar misil berhasil dicegat oleh Israel serta koalisi pertahanan yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Namun, beberapa rudal berhasil menghantam bagian tengah dan selatan Israel. Dalam sebuah video yang dirilis militer Israel, sebuah sekolah di kota Gadera mengalami kerusakan parah akibat serangan misil Iran.

Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan di Israel, meskipun satu orang tewas di Tepi Barat, menurut pihak berwenang setempat. Angkatan Laut AS juga menembakkan sekitar selusin interceptor untuk mencegat misil Iran yang menuju Israel.

Dukungan AS

Presiden AS Joe Biden menyatakan dukungan penuh untuk Israel dan menggambarkan serangan Iran sebagai "tidak efektif." Biden mengatakan sedang ada diskusi aktif tentang bagaimana Israel akan merespons, dan ia akan berkonsultasi dengan Netanyahu.

"Kami akan bertindak. Iran akan segera merasakan akibat dari tindakan mereka. Respons kami akan menyakitkan," kata Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon.

Gedung Putih juga menjanjikan "konsekuensi berat" bagi Iran. Juru bicara Jake Sullivan mengatakan bahwa AS akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan hal itu terjadi.

Di sisi lain, Iran memperingatkan bahwa setiap respons Israel akan disambut dengan "kehancuran besar" terhadap infrastruktur Israel. Selain itu, Iran juga mengancam akan menargetkan aset-aset regional sekutu Israel yang terlibat dalam konflik tersebut.

Kementerian Luar Negeri Iran mengeklaim bahwa operasi mereka bersifat defensif dan hanya ditujukan kepada fasilitas militer dan keamanan Israel.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk apa yang disebutnya sebagai "eskalasi demi eskalasi" dan mendesak diakhirinya serangan segera. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, juga menyerukan gencatan senjata regional, memperingatkan bahwa siklus serangan dan pembalasan ini berisiko "berkembang di luar kendali."

Iran sebelumnya bersumpah akan membalas serangan Israel yang telah menewaskan para pemimpin tertinggi Hizbullah di Lebanon, termasuk Hassan Nasrallah, seorang tokoh besar dalam jaringan pejuang yang didukung Iran di kawasan tersebut.

Di Gaza, kelompok militan Hamas yang didukung Iran memuji serangan misil Iran, dengan menyebutnya sebagai balas dendam atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel.

Sementara itu, di Beirut, serangan udara Israel menewaskan komandan divisi Imam Hussein, sebuah kelompok terkait Hezbollah yang berbasis di Suriah. Pemerintah Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Israel pada hari Selasa telah menewaskan 55 orang dan melukai 156 lainnya.

Dengan lebih dari 1.900 orang tewas dan lebih dari 9.000 terluka di Lebanon dalam hampir satu tahun pertempuran lintas perbatasan, invasi darat ke Lebanon kali ini diperkirakan akan menjadi eskalasi besar di kawasan tersebut. (Red)



Sumber artikel/CNBC INDONESIA