Setelah Menang, Mualem Milik Siapa ?

KABAR SATU | Kemenangan Muzakir Manaf dan Fadhlullah (Mualem – Dek Fad) menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh selain menjadi harapan baru juga menjadi ke khawatiran sebagian Masyarakat Aceh. Hal tersebut tentu dilandaskan pada perpolitikan Aceh saat ini yang semakin ter kotak – kotak.

Meski Kekhawatiran sebagin masyarakat terhadap pemimpin terpilih memiliki dilema yang berbeda – beda antara satu kubu dengan kubu lainnya. Pengkotakan kelompok masyarakat semakin terlihat jelas antara kelompok pendukung masing – masing. Hal tersebut tentu bisa dibuktikan dibarengi dengan bukti video saling sindir diantara masing -masing pendukung.

Perpolitikan Aceh saat ini menarik untuk diamati, dimana pada Pilkada sebelumnya hampir 80% masyarakat Aceh mempercayakan kursi parlemen di isi oleh dua kubu Partai Lokal antara Partai Aceh (PA) dan Partai Nasional Aceh (PNA) dimana kedua Anggota Partai dan Pimpinan Partai berasal dari Eks Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Diakui atau tidak perpecahan sesama pentolan eks Kombatan terjadi sehingga Aceh terbelah menjadi dua kelompok yang paling dominan, sehingga tensi politik pun saat itu begitu tinggi. Namun kali ini Dua Partai dari Kombatan PA dan PNA justru bersatu untuk memenangkan Sang Panglima.

Selaku pengamat politik dan akademisi, Prof TM. Jamil angkat bicara dan menilai kemenangan Muallem -Dek Fad sebagai gubernur Aceh 2025-2030 harus diterima dengan hati dan ucapan Alhamdulillah.

“Karena ini kemenangan Rakyat Aceh seluruhnya”, ucapnya singkat.

Prof TM Jamil mengilustrasikan, jika seandainya yang memilih 54% sedangkan sisa 46% masyarakat tidak memilih pasangan no urut 2.

“Bukankan itu juga penghuni daerah ini? “, tanya Prof TM.

Menurutnya, justru kondisi ini penting untuk dicermati agar bangsa ini lebih terpuji. Semua Rakyat Aceh harus cerdas dan bijak dalam memahami realitas sosial ini. Kemenangan Muallem – Dek Fad harus di akui merupakan hasil kerja keras semua timnya dan juga mendapatkan dukungan Rakyat.

Advertising 



Seharusnya kemenangan Muallem – Dek Fad merupakan kemenangan seluruh rakyat Aceh, apapun partai mereka dan dari mana yuk pun asal usulnya, ingat ini bukan kemenangan kelompok, partai tertentu, apalagi ada yang menganggap ini kemenangan timses. Jika begini, sangat tak mendidik dalam berkontestasi.

“Berhentilah untuk merasakan diri paling berjasa, jika ingin melihat Aceh kedepan jauh lebih baik dan bermartabat”, pesan Prof TM.

Adapun hal lain yang perlu di ingat, siapapun gubernur Aceh akan menjadi wakil pusat yang ada di daerah. Maka menjalin komunikasi yang baik dengan elemen bangsa harus ditingkatkan demi kesejahteraan dan kemajuan Aceh mendatang.

TM Jamil juga mengatakan, tidak baik merasa dekat dengan penguasa. Jika kelak programnya tidak direspon oleh Pemerintahan ditingkat Pusat justru melahirkan kekecewaan – kekecewaan yang baru, untuk itu belajarlah untuk serius memikirkan Aceh dan jangan menghabiskan waktu hanya untuk menyenangkan hati kelompok.

“Karena Anda Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, bersikap bijak dan adil untuk semua”ucap Prof., TM Jamil.(DI3N)