Ada Aroma Erick Thohir Di Kongres PWI?

Catatan Doel Remos

SATU bulan sudah teman-teman PWI Lampung berketetapan hati bakal memilih Atal S Depari menjadi Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat pada Kongres Bandung untuk periode kali kedua beberapa hari lagi.

Sah dan boleh. Dilandasi kinerja dan etika, pilihan hati teman-teman harus saya hormati. Karena saya bagian dari organisasi tertua ini, saya gak bisa cawe-cawe.

Perebutan takhta orang nomor satu di PWI kali ini kok berbeda aroma yang saya rasakan. Sebab, ada satu hal yang mengusik hati dan fikiran saya terkait satu nama.

Akhmad Munir!. Saya tak meragukan kemampuan dan dedikasi Cak Munir dalam dunia pers di Indonesia. Dua kali menjadi Ketua PWI Jawa Timur, dukungan dari berbagai pihak sangat deras mengalir pastinya.

Ditambah, kapasitasnya sebagai Ketua Bidang Hubungan Daerah PWI Pusat, so pasti, kedekatan dengan PWI Cabang/daerah juga berjalan dengan baik.

Orang ‘Dekat’ Erick Thohir

KENAPA saya tertarik, tergoda dengan nama Akhmad Munir? Karena beliau telah secara resmi ditetapkan menjadi Direktur Utama Perum LKBN Antara sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN selaku wakil pemerintah sebagai pemilik modal Perum LKBN ANTARA, Perum LKBN ANTARA, Nomor: SK-84/MBU/04/2023 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, dan Pengangkatan Anggota-Anggota, oleh Meneg BUMN, Erick Thohir.

Sebagai seorang Dirut BUMN, rasa-rasane tidak mungkin tak mengajukan izin ke Menteri BUMN ketika ingin mencalonkan diri sebagai Ketum PWI Pusat. Pasti ada ‘restu’ Erick Thohir. Kalaupun yang bersangkutan maju.

Cak Akhmad Munir saya yakini maju full, apalagi Jawa Timur terang-terangan mendorong dan mendukung beliau.

Persoalannya, apakah Cak Akhmad Munir akan rela meninggalkan jabatan Dirut Antara yang notabene BUMN dengan fasilitas yang memadai? Dan baru beberapa bulan kursi empuk itu diduduki!?. Kecuali, paling tidak ada dua hal majunya Dirut Antara ini di Kongres PWI.

Pertama, ada keinginan sekelompok tertentu menyeret PWI ke ranah politik, Pilpres 2024!? Atawa, istana merasa tidak dekat dengan Atal dan PWI?.

Kalaupun dugaan saya ini tidak meleset, sudah barang tentu melalui Erick Tohir, istana berkepentingan pada Kongres PWI Bandung. Paling tidak, bersama PWI, Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif berlangsung penuh kegembiraan. Walaupun, independensi PWI kembali terusik.

Dua catatan yang menurut saya kurang ‘membanggakan’ bagi saya sebagai anggota PWI. Pertama, ketidakhadiran Presiden RI pada Porwanas Kendari-meski beralasan Covid-19. Kedua, lebih hot pemberitaan Presiden Jokowi makan durian si bolang dan berkunjung ke cucu nya di Medan ketimbang HPN.

Tabik. Wallahu’lam bissowab.