DEBAT PUBLIK TERAKHIR CAGUB ACEH 2024 : APA YANG HARUS DIPERSIAPKAN PASLON ? Ini Pesan : Prof. Dr. TM. Jamil, M.Si, Pengamat Politik dan Akademisi USK.

KABAR SATU | Banda Aceh, 18/11/2024 - Komisi Independen Aceh (KIP) Aceh sebagai pihak penyelenggara Pilkada 2024 akan melaksanakan Debat Publik Terakhir atau Debat Ketiga bagi Cagub/Cawagub Aceh, tanggal 19/11/2024, Bertempat di The Padee Hotel, Banda Aceh. Sehubungan dengan akan dilaksanakan Debat Publik tersebut, maka wartawan KABEREH NEWS berusaha untuk menghubungi Prof. Dr. TM. Jamil, pengamat politik dan akademisi USK untuk diminta tanggapannya berkaitan dengan hal-hal apa yang harus dipersiapkan dan dihindari oleh paslon agar harapan penyelenggara dan masyarakat atau pemilih tercapai. 

Permasalahan dan pertanyaan itu kami ajukan kepada Prof. TM, begitulah kami sering memanggilnya. Ya, "saya pikir kegiatan ini merupakan kesempatan terbaik dan terakhir bagi masing-masing kandidat untuk menyampaikan misi, visi dan program serta strategi apa yang akan dilakukan ketika dia terpilih nanti, terutama yang berkaitan dengan pengembangan, pembangunan desa-kota, dan sektor lainnya agar pembangunan menyentuh kebutuhan dan kepentingan rakyat, sebagai pemilik suara dalam proses politik itu", katanya.

Advertising 

Berikut dua tema debat ketiga Pilgub Aceh : Pertama, Mewujudkan Aceh Maju yang ruang lingkupnya adalah sinkronisasi pembangunan, pariwisata halal dan pemuda dalam pembangunan. 

Kedua, Merawat dan Menjaga Perdamaian Aceh yang ruang lingkupnya adalah integrasi, keamanan dan perdamaian. 

ketiga ini digali dalam upaya menyerasikan pelaksanaan pembangunan daerah kabupaten/kota dan provinsi dengan nasional dan upaya memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebangsaan.

Di samping itu, Prof. TM menyebutkan bahwa, paslon harus berusaha untuk menarik perhatian dari pemilih, tentu dengan menyampaikan langkah-langkah strategis untuk menjalankan program, visi dan misinya. Ini penting untuk dilakukan. Rakyat butuh kepastian dan cara paslon dalam berargumen. Rakyat dan pemilih bijak serta cerdas tak suka lagi mendengar ucapan-ucapan dari paslon yang saling mengejek dan menohok serta saling menyalahkan tentang "masa lalunya" di antara mereka. Sudah dech ... lupakan saja itu sejenak. Mari tatap Aceh masa depan, ungkapnya.

Prof. TM, juga menyebutkan dan berharap agar para paslon untuk dapat menjadikan debat publik pertama dan kedua yang telah lalu sebagai pengetahuan, dan pengalaman untuk dapat melakukan debat publik ketiga ini lebih baik. "Ya, bagi saya, hal ini penting untuk dipahami oleh paslon. Jika kondisi ini diabaikan, saya kuatir, mereka berharap rasa simpati dari pemilih justru yang terjadi malah rasa benci yang muncul. Untuk itu, berhati-hatilah ..." Jangan sampai terjadi debat kusir dan saling menyisir "dosa-dosa sosial dan politik" masa lalu (belum tentu juga benar, bahkan kadang jadi fitnah) dari masing-masing paslon, Prof. TM, mengingatkan.

Sementara itu, ada lagi hal yang perlu dijaga dalam debat terakhir ini agar para "pendukung atau pasukan penghibur" alias "timses" dari masing-masing paslon harus menunjuk sikap, dan tindakannya lebih bijak dan dewasa, jika ingin calonnya dicintai oleh pemilih. Berhentilah untuk saling memojok, bersorak ejekan, sinis dan menghina calon lain. Saya pikir, ini harus menjadi perhatian serius, ucap Pak TM.

Kemudian, Prof. TM. Jamil, menghimbau kepada paslon agar momentum ini benar-benar digunakan untuk menunjukkan dirinya kepada rakyat dan pemilih, mereka pantas dan layak untuk dipilih karena program, visi dan misinya, bukan karena gaya dan kesombongannya dalam berargumen. Rakyat tak butuh ego dan sikap arogan itu ... Rakyat butuh pemimpin yang baik dan bukan "pemimpi" yang gagal dalam aksinya kelak ketika terpilih. Jangan simpan "dendam politik" dalam proses politik, itu sangat berbahaya, pesannya.

Nah, di akhir pertemuan dan wawancara kami, Prof. TM dengan nada santai dan serius berpesan kepada kita semuanya, mari kita jadikan debat pilkada ini untuk menyaring, nemilah dan memilih calon pemimpin yang baik dan sesuai dengan kebutuhan Aceh masa depan. Kepada paslon, juga Prof. TM berpesan mari gunakan bahasa yang baik, santun untuk berdebat dan hindari sikap yang terkesan "main-main atau mempermainkan" dalam bertanya dan merespon atau jauhkan sikap menyakiti hati dari calon lain atau hati para pendukungnya. Bagaimanapun semua paslon pasti ada pendukung. Semua itu penting dijaga untuk menarik hati pemilih. Dengan kata lain, budaya debat seperti di warkop, tanpa solusi, hendaknya dijauhkan jika mereka ingin meraih kemenangan dan terhormat, pesannya.

Kemudian, sebagai rakyat dan kita sebagai pemilih juga bisa mempertimbangkan dan menentukan sikap, siapa yang layak kita pilih dan memimpin Aceh ke depan berdasarkan visi, misi dan programnya yang realistis dan masuk akal. Itulah, tanggapan, harapan dan pesan Prof. TM untuk Debat Publik pamungkas Cagub/Cawagub Aceh 2024. Semoga debat publik terakhir ini berkesan, berbekas dan mencerahkan, tutup Prof.TM dengan ucapan, selamat berdebat, semoga lancar dan sukses sambil tersenyum.(Redaksi1)